Thursday, April 25, 2019

Dasar-dasar Lari

Dasar- Dasar Lari

Nomor lari merupakan nomor yang disebut sebagai nonteknik, karena lari merupakan aktifitas alami yang relatif sederhana jika dibandingkan dengan nomor lompat tinggi  galah atau nomor lontar martil. Namun demikian, tidaklah sesederhana itu pada nomor lari. Penekanan pada kecepatan dan daya tahan ditentukan oleh jarak lomba, start jongkok dalam lomba lari sprint, pergantian tongkat pada lari estafet dan adanya rintangan dalam nomor lari gawang dan haling rintang yang semuanya membuat tuntutan teknik untuk para atlet harus dipersiapkan
            Nomor lari dalam cabang atletik memperlombakan jarak pendek yang dikenal dengan nomor lari sprint (termasuk lari gawang), nomor lari jarak menengah (mulai jarak 800m, 1500m, 3000m st.ch), nomor lari jarak jauh (5000m dan 10.000m), serta lari marathon (42,195km). Selain itu, ada juga nomor jalan cepat (10km, 20km). Nomor-nomor tersebut diperlombakan untuk atlet yang tergolong kategori diatas junior. Untuk tingkat junior dan dibawahnya nomor perlombaan lebih disesuaikan lagi.
            Nomor lari sprint adalah salah satu nomor dalam cabang atletik yang terdiri dari jarak lari 60 m sampai 100 meter ditambah dengan nomor lari gawang. Kebutuhan yang relatif penting untuk lari sprint sangat beragam bergantung pada kategori usia (Ballesteros,1999), tetapi yang paling dibutuhkan untuk semua nomor dalam lari sprint dan gawang adalah kecepatan, sesuai dengan pengertian bahwa “sprint” yang berarti lari dengan tolakan secepat-cepatnya.
            Kecepatan dalam lari sprint dan gawang adalah hasil kecepatan gerak dari kontraksi otot secara cepat dan kuat melalui gerakan yang halus dan efisien.
            Kecepatan pada kontraksi otot bergantung pada komposisi otot. Proporsi dari serabut otot cepat sangat erat kaitanya dengan gerakan kecepatan maksimun. Pelari sprint yang baik secara normal memiliki presentase yang lebih tinggi pada serabut otot cepat daripada pelari jarak jauh, yang lebih banyak proporsinya pada serabut otot lambat.
            Karakteristik tersebut merupakan factor yang sudah dilahirkan. Oleh karena itu, untuk menjadi sprinter yang baik dan potensial, atlet harus didasari atas bakat yang didukung dengan teknik lari yang baik agar gerak lari menjadi efisien. Teknik lari dapat dipelajari, dilatih, dan dikembangkan. Latihan juga  dapat lebih dikembangkan melalui kemampuan biomotor seperti kelenturan, kekuatan, yang kemudian dikembangkan menjadi kekuatan-kecepatan/power, koordinasi dan daya tahan yang kemudian dikembangkan menjadi daya tahan-kecepatan yang memberikan kontribusi terhadap suksesnya seorang pelari sprint.
1.      Tujuan Dasar Lari
Tujuan dasar dalam semua nomor lari adalah untuk memaksimumkan kecepatan lari rata-rata dalam perlombaan. Untuk mencapai tujuan ini atlet harus focus pada pencapaian dan mempertahankan kecepatan lari maksimal. Dalam nomor lari gawang fokusnya sama, yaitu dengan tambahan kebutuhan untuk melewati gawang dengan baik. Dalam nomor lari yang lebih jauh, mengoptimalkan penyebaran energy adalah sangat penting.
2.      Aspek biomekanika
Kecepatan lari seseorang atlet ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah lari. Panjang langkah optimal ditentukan oleh sifat-sifat fisik si atlit dan oleh daya kekuatan yang dikerahkan setiap langkah lari. Kemampuan ini dipengaruhi oleh kekuatan dan mobilitas. Frekuensi langkah yang optimal bergantung pada mekanika, teknik, dan koordinasinya.
Daya tahan khusus dan taktik adalah penting bagi kecepatan lomba secara keseluruhan, meskipun dari lari sprint sampai kepada jarak jauh tingkatan kepentingannya sangat bervariasi.
3.      Struktur gerakan
Setiap langkah lari terdiri dari satu fase menopang dan satu fase melayang. Semua langkah ini dapat dirinci menjadi fase topang dan fase dorong bagi kaki topang dan tahap ayunan depan dan tahap pemulihan bagi kaki yang bebas.
Dua bagian dari fase topang adalah sangat penting. Pada fase topang depan adalah senyatanya terjadi suatu gerak perlambatan gerakan kedepan dari badan pelari. Hal ini harus diminimalisasi oleh : (a) suatu pendaratan yang aktif pada telapak kaki, dan (b) suatu gerakan mencakar dari kaki, khususnya pada lari sprint. Selama fase ini energy disimpan didalam otot-otot pada saat kaki dibengkokkan untuk meredam pendaratan ialah suatu proses yang dikenal sebagai daya amortisasi.
Fase dorong adalah satu-satunya  bagian dari langkah kaki yang mempercepat gerakan tubuh. Tujuannya adalah untuk mengarahkan bagian terbesar dan daya kedalam tanah dalam waktu sesingkat mungkin. Kemampuan ini diciptakan oleh kontraksi otot-otot kaki dan dilepaskannya energy yang disimpan pada saat kaki diluruskan. Untuk mencapai gerak percepatan maksimum dari tiap langkah lari, harus ada pelurusan penuh dari pergelangan kaki, lutut, dan sendi-sendi panggul yang dikombinasikan dengan ayunan aktif dari kaki bebas dan dorongan yang kuat oleh lengan.






No comments:

Post a Comment

History of Table Tennis

History of Table Tennis The history of table tennis parallels the evolution of its equipment, which is common in many sports. The fi...