Dasar- Dasar Lari
Nomor lari
merupakan nomor yang disebut sebagai nonteknik, karena lari merupakan aktifitas
alami yang relatif sederhana jika dibandingkan dengan nomor lompat tinggi galah atau nomor lontar martil. Namun
demikian, tidaklah sesederhana itu pada nomor lari. Penekanan pada kecepatan
dan daya tahan ditentukan oleh jarak lomba, start jongkok dalam lomba lari
sprint, pergantian tongkat pada lari estafet dan adanya rintangan dalam nomor
lari gawang dan haling rintang yang semuanya membuat tuntutan teknik untuk para
atlet harus dipersiapkan
Nomor
lari dalam cabang atletik memperlombakan jarak pendek yang dikenal dengan nomor
lari sprint (termasuk lari gawang), nomor lari jarak menengah (mulai jarak
800m, 1500m, 3000m st.ch), nomor lari jarak jauh (5000m dan 10.000m), serta
lari marathon (42,195km). Selain itu, ada juga nomor jalan cepat (10km, 20km).
Nomor-nomor tersebut diperlombakan untuk atlet yang tergolong kategori diatas
junior. Untuk tingkat junior dan dibawahnya nomor perlombaan lebih disesuaikan
lagi.
Nomor
lari sprint adalah salah satu nomor dalam cabang atletik yang terdiri dari
jarak lari 60 m sampai 100 meter ditambah dengan nomor lari gawang. Kebutuhan
yang relatif penting untuk lari sprint sangat beragam bergantung pada kategori usia
(Ballesteros,1999), tetapi yang paling dibutuhkan untuk semua nomor dalam lari
sprint dan gawang adalah kecepatan, sesuai dengan pengertian bahwa “sprint”
yang berarti lari dengan tolakan secepat-cepatnya.
Kecepatan
dalam lari sprint dan gawang adalah hasil kecepatan gerak dari kontraksi otot
secara cepat dan kuat melalui gerakan yang halus dan efisien.
Kecepatan
pada kontraksi otot bergantung pada komposisi otot. Proporsi dari serabut otot
cepat sangat erat kaitanya dengan gerakan kecepatan maksimun. Pelari sprint
yang baik secara normal memiliki presentase yang lebih tinggi pada serabut otot
cepat daripada pelari jarak jauh, yang lebih banyak proporsinya pada serabut
otot lambat.
Karakteristik
tersebut merupakan factor yang sudah dilahirkan. Oleh karena itu, untuk menjadi
sprinter yang baik dan potensial, atlet harus didasari atas bakat yang didukung
dengan teknik lari yang baik agar gerak lari menjadi efisien. Teknik lari dapat
dipelajari, dilatih, dan dikembangkan. Latihan juga dapat lebih dikembangkan melalui kemampuan
biomotor seperti kelenturan, kekuatan, yang kemudian dikembangkan menjadi
kekuatan-kecepatan/power, koordinasi dan daya tahan yang kemudian dikembangkan
menjadi daya tahan-kecepatan yang memberikan kontribusi terhadap suksesnya seorang
pelari sprint.
1.
Tujuan Dasar Lari
Tujuan dasar
dalam semua nomor lari adalah untuk memaksimumkan kecepatan lari rata-rata
dalam perlombaan. Untuk mencapai tujuan ini atlet harus focus pada pencapaian
dan mempertahankan kecepatan lari maksimal. Dalam nomor lari gawang fokusnya
sama, yaitu dengan tambahan kebutuhan untuk melewati gawang dengan baik. Dalam
nomor lari yang lebih jauh, mengoptimalkan penyebaran energy adalah sangat
penting.
2.
Aspek biomekanika
Kecepatan lari
seseorang atlet ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah lari.
Panjang langkah optimal ditentukan oleh sifat-sifat fisik si atlit dan oleh
daya kekuatan yang dikerahkan setiap langkah lari. Kemampuan ini dipengaruhi
oleh kekuatan dan mobilitas. Frekuensi langkah yang optimal bergantung pada
mekanika, teknik, dan koordinasinya.
Daya tahan
khusus dan taktik adalah penting bagi kecepatan lomba secara keseluruhan,
meskipun dari lari sprint sampai kepada jarak jauh tingkatan kepentingannya
sangat bervariasi.
3.
Struktur gerakan
Setiap langkah
lari terdiri dari satu fase menopang dan satu fase melayang. Semua langkah ini
dapat dirinci menjadi fase topang dan fase dorong bagi kaki topang dan tahap
ayunan depan dan tahap pemulihan bagi kaki yang bebas.
Dua bagian
dari fase topang adalah sangat penting. Pada fase topang depan adalah
senyatanya terjadi suatu gerak perlambatan gerakan kedepan dari badan pelari.
Hal ini harus diminimalisasi oleh : (a) suatu pendaratan yang aktif pada
telapak kaki, dan (b) suatu gerakan mencakar dari kaki, khususnya pada lari
sprint. Selama fase ini energy disimpan didalam otot-otot pada saat kaki
dibengkokkan untuk meredam pendaratan ialah suatu proses yang dikenal sebagai
daya amortisasi.
Fase dorong
adalah satu-satunya bagian dari langkah
kaki yang mempercepat gerakan tubuh. Tujuannya adalah untuk mengarahkan bagian
terbesar dan daya kedalam tanah dalam waktu sesingkat mungkin. Kemampuan ini
diciptakan oleh kontraksi otot-otot kaki dan dilepaskannya energy yang disimpan
pada saat kaki diluruskan. Untuk mencapai gerak percepatan maksimum dari tiap
langkah lari, harus ada pelurusan penuh dari pergelangan kaki, lutut, dan
sendi-sendi panggul yang dikombinasikan dengan ayunan aktif dari kaki bebas dan
dorongan yang kuat oleh lengan.
No comments:
Post a Comment