Pencak Silat
Pencak silat adalah merupakan salah satu bentuk kebudayaan bangsa Indonesia, yang terdiri dari dua suku kata yakni “PENCAK dan SILAT”. Pencak, mempunyai pengertian yaitu gerak dasar bela diri yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Sedangkan silat, mempunyai arti sebagai gerak bela diri yang sempurna yang bersumber pada kerohanian yang suci murni guna keselamatan diri atau terhindar dari bencana.
Definisi pencak
silat yang selengkapnya dikemukakan oleh pengurus besar IPSI bersama BAKIN
(1975:15) sebagai berikut :
Pencak
silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela atau mempertahankan
eksistensi (kemandirian) terhadap lingkungan hidup guna peningkatan iman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pencak silat
diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya, pada
zaman dahulu ketika manusia masih hidup dari berburu, mereka hidup secara
berkelompok dan saling bermusuhan. Untuk mempertahankan hidupnya, mereka
belajar membela diri dengan cara menirukan gerakan-gerakan binatang buruan
mereka dalam membela diri. Dengan berkembangnya peradaban, seni beladiri juga
ikut berkembang ke arah lebih sempurna dan dinamakan pencak atau silat.
Bela diri pencak
silat juga ditujukan pada keindahan gerakan, kehalusan bentuk setiap jurus.
Meskipun kelihatan seperti menari dan semua gerakannya halus, tetapi dapat
berubah secara cepat dan tiba-tiba menyerang dan menangkis serangan lawan.
Dalam pertandingan pencak silat juga ada penilaian tentang unsur keindahan
gerakan, sehingga pesilat yang mempunyai nilai yang sama dalam wasari dan
penyerangan yang sama-sama agresif maka untuk menentukan pemenangnya adalah
tergantung keindahan gerakan atau jurus.
Kadang pula pencak
silat dilakukan sama sekali tidak mirip dengan olahraga yang mengandung
kekerasan tetapi hanya mengandung unsur seni dalam bentuk seni tari. Tetapi
setiap orang yang melakukannya dapat memperagakan gerakan pencak silat sebagai
gerak bela diri yang efisien dan efektif yang bertujuan untuk menjamin keamanan
pribadi. Setiap gerakan seni bela diri pencak silat akan terlihat bentuk-bentuk
serangan, tangkisan, maupun hindaran yang terjalin sedemikian rupa sehingga
kelihatan sehingga tercipta keselarasan gerakan yang indah.
Pencak silat
tidak membenarkan untuk menyerang lebih dahulu bahkan harus sedapat mungkin
menghindari kontak fisik, sehingga pencak silat di Indonesia mempunyai
ciri-ciri umum dan ciri-ciri khusus.
1)
Ciri-ciri
umum pencak silat
Pencak silat
mempergunakan seluruh bagian tubuh dan anggota badan, dari kuku pada ujung jari
kaki atau tangan sampai pada rambut (terutama perempuan) untuk membela diri. Pencak
silat tidak memerlukan senjata tertentu, benda apapun yang dapat dijadikan
senjata (kayu, batu, pasir, payung, sapu tangan, tas, tusuk konde, sandal,
selendang dan sebagainya). Pencak silat lahir dan tumbuh serasi dengan alam
sekitar, alat istimewa, adat sopan santunnya, temperamennya/watak dan
kepribadian suku bangsanya, agama atau kepercayaan dan batinnya.
2)
Ciri-ciri
khusus pencak silat
Sikap tenang,
lembut (rileks) dan waspada. Mempergunakan kelincahan, kelentukan, kecepatan,
(Timing) dan sasaran yang tepat, disertai gerakan refleks untuk mengatasi
lawan, bukan mengandalkan kekuatan tenaga. Mempergunakan prinsip timbang badan,
cabang olahraga posisi dengan perubahan pemindahan titik berat badan.
Memanfaatkan setiap serangan dan tenaga lawan. Menghemat, menyimpan tenaga,
mengeluarkan tenaga sedikit mungkin (ekonomis).
3)
Sifat-
sifat khusus pencak silat, yaitu :
Bersifat halus,
lentuk dan lemas, kekerasan sesaat. Tidak membutuhkan ruangan yang luas, tidak
suka meloncat dan menggulung (kecuali cabang olahraga harimau atau monyet).
Gerakan tangan halus dan selaras gerakan tangan dapat terbuka dan memancing
lawan, langkah ringan ke segala penjuru, tidak banyak bersuara, pernafasan
wajar, banyak cabang olahraga rendah dan tendangan sedang-sedang.
Menyadari
pentingnya mengembangkan pencak silat untuk ikut mengisi kemerdekaan, maka
perlu adanya organisasi atau wadah pencak silat yang bersifat nasional yang
dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Dengan
demikian Ikatan Pencak silat Seluruh Indonesia (IPSI) yang terbentuk pada
tanggal 18 Mei 1948 oleh Mr. Wongsonegoro di Surakarta, memandang perlu untuk
mengembangkan olahraga pencak silat. Dan perlu kita ketahui bahwa dalam pencak
silat ada aspek bela diri (terampil dalam gerak efektif yang menjamin kesiapan
dan kesiapsiagaan fisik dan mental), aspek seni budaya , dan aspek olahraga
(terampil dalam gerak efektif untuk menjamin kesehatan jasmani dan rohani yang
dilandasi hasrat hidup sehat).
4)
Kategori
Tunggal, ganda dan regu
Kategori tunggal
adalah kategori pertandingan pencak silat yang menampilkan seorang pesilat
memperagakan kemahirannya dalam jurus baku tunggal secara benar, tepat dan
mantap, penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan bersenjata.
Kategori Ganda
adalah kategori adalah kategori pertandingan pencak silat yang menampilkan dua
orang pesilat dari kubu yang sama memperagakan kemahirannya dalam melakukan
serangan bela, kuncian, bantingan dan
teknik – teknik dalam pencak silat dengan mantap dan penuh penjiwaan
dengan tangan mosong dan bersenjata.
Kategori Regu
adalah kategori pertandingan pencak silat yang menampilkan tiga orang pesilat
dari kubu yang sama memperagakan kemahirannya dalam jurus baku beregu secara benar, tepat,
mantap, kompak, dan penuh penjiwaan dengan tangan kosong.
5)
Dasar
– dasar Pencak silat dalam kategori tanding
Kategori tanding adalah kategori pertandingan pencak silat yang
menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling
berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan, yaitu menangkis/ mengelak/
mengena/ menyerang, pada sasaran dan menjatuhkan lawan. Penggunaan taktik dan
teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangan juang, menggunakan kaidah dan
pola langkah yang memanfaatkan kekayaan teknik jurus dalam mendapatkan nilai
terbanyak.
Kuda-kuda: Kuda – kuda adalah teknik yang
memperlihatkan sikap dari kedua kaki dalam keadaan statis. Teknik ini digunakan
untuk mendukung sikap pasang pencak silat. Kuda – kuda juga digunakan sebagai
latihan dasar pencak silat untuk memperkuat otot – otot kaki. Otot yang dominan
dalam melakukan kuda – kuda adalah quadriseps
femoris dan hamstring. Sikap
kuda-kuda adalah posisi kaki tertentu sebagai dasar tumpuan waktu melakukan
sikap dan gerakan bela atau serang. Kuda-kuda juga penting untuk menahan
dorongan atau menjadi dasar titik tolak serangan (tendangan atau pukulan).
Kuda-kuda dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Kuda-kuda
depan, titik berat badan kuda-kuda depan berada pada kaki depan. Kuda-kuda
belakang,berat badan kuda-kuda belakang dilimpahkan pada kaki nelakang, Tumit
yang dipakai tumpuan segaris tegak dengan panggul kita. Kuda-kuda belakang
banyak dipakai untuk mengelak, menghindar.
2. Kuda-kuda
tengah adalah kuda-kuda yang kuat, banyak dilakukan pada serangan atau
tangkisan yang agak rendah.
3. Kuda-kuda
samping, jika berdiri tegak kaki kiri digeser ke samping kiri, berat badan pada
kaki kiri. Kuda-kuda ini banyak dipakai untuk mengelak serangan.
4. Kuda-kuda
silang, dapat dilakukan yaitu silang depan dan silang belakang. Berat badan
dilimpahkan pada satu kaki, kaki yang lain ringan sentuhan dengan ibu/ujung
jari kaki. Pola sikap silang depan, kaki yang ringan siap untuk menendang
tetapi lincah berpindah arah untuk menghilangkan serangan.
Ditinjau dari segi bobotnya, kuda –
kuda dapat di klasifikasikan menjadi tiga jenis berikut :
1. Kuda
– Kuda Ringan, yakni sikap kuda – kuda dengan salah satu atau kedua kaki
menopang sebagian berat badan dan cenderung bersikap aktif.
2. Kuda-kuda
Sedang, yakni sikap kuda – kuda dengan dua kaki menopang sebagian berat badan,
bisa bersifat aktif maupun pasif.
3. Kuda-kuda
Berat, yakni sikap kuda – kuda yang salah satu atau kedua kaki menopang seluruh
berat badan dan cenderung bersikap pasif.
Setiap
gerak pembelaan dan serangan selalu didukung oleh sikap kuda-kuda tertentu,
maka latihan sikap kuda-kuda harus ditanamkan benar.
Sikap dan Gerak: Pencak silat ialah sistem yang
terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Ketika
seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya berubah
mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan
kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan
suatu serangan yang cepat.
- Langkah Ciri khas dari Silat
adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di dalam cabang olahraga silat
yang baik dan benar. Ada beberapa pola langkah yang dikenali.
Ditinjau
dari arah gerak, langkah meliputi :
a. Gerak
langkah lurus (boleh ke depan atau ke belakang).
b. Gerak
langkah samping
c. Gerak
langkah serong
d. Gerak
langkah silang depan
e. Gerak
langkah silang belakang
f. Gerak
langkah putar
Ditinjau
dari teknik gerak, langkah meliputi :
a. Langkah
angkat (termasuk langkah putaran)
b. Langkah
lompat
c. Ingsutan
-
Jadi yang dimaksud
dengan pola langkah adalah merupakan gabungan dan pengembangan dari arah gerak
langkah dan teknik gerak langkah. Sebagai contoh pola langkah merupakan
pengembangan langkah yang berangkai dengan tujuan tertentu. Terdapat berbagai
pola langkah, yaitu: lurus, gergaji,
dll.
-
Serangan adalah usaha
pembelaan diri dengan menggunakan lengan/tangan atau tungkai kaki untuk
mengenai sasaran tertentu pada anggota tubuh lawan. Serangan terbagi menjadi
dua bagian yaitu serangan tangan dan serangan tungkai atau kaki. Serangan
terdiri dari dua jenis yaitu serangan tangan dan kaki.
a. Tungkai atau kaki pesilat dituntut mampu
menguasai serangan-serangan dengan tendangan, sapuan, guntingan yang beraneka
ragam. Serangan yang dilancarkan dapat dengan tepat mengenai sasaran tubuh
lawan.
b.
Serangan Tangan terdiri dari : Pukulan depan, pukulan samping, pukulan sangkol,
pukulan lingkar, tebasan, tebangan, sangga, tamparan, kepret, tusukan, totokan,
patukan, cengkraman, gentusan, sikuan, dan dobrakan.
c.
Serangan tungkai dan kaki terdiri dari: tendangan lurus, tendangan tusuk,
tendangan kepret, tendangan jejak, tendangan gajul, tendangan T, tendangan
celorong, tendangan belakang, tendangan kuda, tendangan taji, tendangan sabit,
tendangan baling, hentak bawah, dan gejik.
1.
Olahraga Pencak silat,
terdiri dari beberapa macam tendangan yaitu :
a.
Tendangan T ,serangan
yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai,lintasannya lururs kedepan dan
kenaannya pada tumit, telapak kaki dan sisi luar telapak kaki, posisi lurus,biasanya
digunakan untuk serangan samping, dengan sasaran seluruh bagian tubuh.
b.
Tendangan lurus ke
depan yaitu serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya ke
arah depan dengan posisi badan menghadap ke depan, dengan kenaannya pangkal
jari-jari kaki bagian dalam dengan sasaran ulu hati dan dada.
c.
Tendangan belakang
yakni tendangan sebelah kaki dan tungkai dengan lintasannya lurus kebelakang
tubuh(membelakangi lawan),dengan sasaran seluruh bagian tubuh.
d.
Tendangan busur atau
sabit, tendangan yang lintasannya setengah lingkaran ke dalam, dengan sasaran
seluruh bagian tubuh, dengan punggung telapak kaki atau jari telapak kaki.
No comments:
Post a Comment